My Family

My Family
Palembang, Mei 2013

Jumat, 31 Desember 2010

Asuhan Keperawatan Afasia

Afasia adalah kehilangan kemampuan u/ mengekspresikan diri sendiri atau memahami bahasa (Smeltzer. 2002). Masalah yg komplek,beberpa tidak dapat bicara, kesulitan mengingat nama dan kata, mungkin juga tidak mampu mengerti bahasa lisan, menulis,membaca, dan mengenal angka. Penyebab utama adalah stroke, cedera kepala, dan tumor otak, 20% afasia akibat stroke. Lebih dari satu jt di USA(Taylor.et all.1997).

Reading Continue


Rabu, 29 Desember 2010

Askep Endokrin [NILAI AKHIR]

Kepada ibu Ns. Mar'atun Ulaa, S.Kep, berikut NILAI AKHIR Keperawatan Medikal Bedah I, khususnya Asuhan Keperawatan ENDOKRIN. Bagi temen-temen mahasiswa yang mengambil mata kuiah ini, nilai bisa dilihat dan DOWNLOAD disini.

Terima kasih, dan selamat belajar

Rabu, 17 November 2010

Perkembangan Pengetahuan Keperawatan dan Trend Issue


Merujuk kepada Chinn & Kramer (2003), sebelum munculnya keperawatan modernUSA, pada era Nightingale tahun 1900, keperawatan ada dalam berbagai bentuk umum, seperti merawat orang sakit dan orang tidak beruntung. Awal pengetahuan keperawatan didasarkan pada pandangan kesehatan dan penyembuhan yang holistik. Chinn & Kramer (2003) menguraikan perkembangan ilmu pengetahuan keperawatan, terdiri dari a) from antiquity to Nightingale, b) Nightingale Legacy, c) from Nightingale to Science.

Sementara itu, salah satu tren pengetahuan kepeawatan adalah penggunaan teori dari disiplin ilmu lain (utilization of theories borrowed from other disciplines). Contohnya, penggunaan Terapi musik sebagai Complementary Alternative Medicine (CAM). Ilmu musik juga dapat dimanfaatkan oleh keperawatan walaupun di Indonesia hanya sedikit sekali bahkan belum ada yang menggunakannya. CAM klinik menawarkan musik sebagai modalitas pada pasien (Roush, RA, 2003).Menurut Campbell (1997), musik bersifat terapeutik dan bersifat menyembuhkan. Terapi musik telah ditemukan dapat mengurangi kecemasan dan meningkatkan mood pada pasien hematologi yang menjalani transplantasi sumsum tulang (Cassileth et al, 2003),

Reading Continue [DOWNLOAD]

Selasa, 16 November 2010

Asuhan Keperawatan Tuli

Pendahuluan

Tuli atau kurang pendengaran adalah berkurangnya ketajaman pendengaran orang atau penderita. Ketajaman pendengaran dianggap normal bila orang dapat mendengar dengan baik kata-kata yang dibisikkan dalam jarak 6 meter atau 30 meter dengan suara keras. Bunyi dengan frekuensi 16/18/20-20000 Hz merupakan nada murni yg dapat ditangkap oleh telinga normal.

Orang yang menderita kurang pendengaran sedang dan berat mendapat masalah yang besar dalam pendidikan, sosial dan ekonomi. Kurang pendengaran ringan .Mendapat sedikit masalah yang tidak menyenangkan.

Reading Continue === Download

Standar Pelayanan Kesehatan Indra Pendengaran

Pendahuluan

Gangguan pendengaran ( hearing impairment) atau ketulian (deafness) mempunyai dampak yang merugikan bagi penderita, keluarga, masyarakat maupun Negara. Penderita akan mengalami; kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya, terisolasi, kehilangan kesempatan dalam aktualisasi diri, mengikuti pendidikan formal di sekolah umum, kehilangan kesempatan memperoleh pekerjaan; à yang pada akhirnya berakibat pada rendahnya kualitas hidup yang bersangkutan.

Sampai dengan tahun 1996 Indonesia belum memiliki angka gangguan pendengaran dan ketulian. Setelah dilakukan Survei Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran (1994–1996) dengan sampel sebesar 19.375 di 7 Propinsi ( Sumbar, Sumsel, Jateng, Jatim, NTB, Sulsel dan Sulut) baru diperoleh gambaran dari besaran masalah kesehatan telinga dan pendengaran di Indonesia.

Berdasarkan kelompok usia, angka gangguan pendengaran paling besar terdapat pada kelompok usia produktif dewasa (40 - 54 tahun) yaitu 20.8 %. Sedangkan angka ketulian terbanyak pada usia diatas 65 tahun (2.8 %). Data lainnya yang diperoleh dari survai tsb adalah ; Morbiditas - Prevalensi (%) Penyakit Telinga luar = 6.8, Serumen prop = 3.6, OMSK = 3.1, Presbikusis = 2.6, Ototoksisitas = 0.3
Tuli sejak lahir (kongenital) = 0.1

Selengkapnya DOWNLOAD disini


Prosedur Diagnostik Pendengaran

Pendahuluan

Telinga normal mampu mendengar suara dengan frekuensi 20-20000 Hz. Frekuensi 500-2000 Hz untuk memahami percapakan sehari-hari, disebut kisaran wicara. Nada dg fekuensi 100 Hz: nada rendah, 10000 Hz : nada tinggi. Biasanya dilakukan oleh para audiologi atau tenaga terlatih. Audiometer adalah satu-satunya instrumen paling penting. Unit untuk mengukur intensitas suara (keranya bunyi adalah DESIBEL (dB).

Audiometri nada murni

Stimulus suata terdiri dari nada murni atau musik (semakin keras nada sebelum klien bisa mendengar, berarti semakin besar kehilangan pendengaran / tuli)

Download disini

Mengeluarkan Benda Asing

Indikasi

Mengeluarkan benda asing dari telinga dengan cara irigasi, suction, menggunakan alat (direct instrument), atau magnet bila gagal dengan tangan

Perhatian dan Kontraindikasi

Anatomi yang sempit dari saluran telingan eksternal memungkinkan adanya benda asing à percobaan mengeluarkan benda tersebut menyebabkan kerusakan telinga. Kanal telinga sangat sensitif à menyebabkan nyeri. Klien yang mengalami gangguan membran timpani à irigasi merupakan indikasi

Link Download

Membersihkan Serumen

Indikasi

Untuk mengangkat akumulasi serumen (oklusi sebagian dari kanal) atau tumpukan (oklusi komplit pada seluruh telinga dengan membran timpani yang tidak bisa dilihat, dari kanal audiotory eksternal

Perhatian dan Kontraindikasi

Tanda-tanda infeksi atau adanya masalahà pertanda perforasi. Perforasi membran timpanià timpanotomi. Otitis eksternaà obati otitis eksterna dengan antibiotik tetes telinga, setelah sembuh baru bersihkan serumen ( Zivic & King. 1993). Hilang pendengaran, tinnitus.

Download DISINI

Memberikan Tetes Telinga

Persiapan Pasien

Persiapan Alat

Pelaksanaan

Evaluasi

Komunikasi pada klien yang mengalami Kerusakan Pendengaran

Komunikasi pada klien yang dapat membaca gerak bibir

Ketika bicara, anda harus menatap klian secara langsung. Yakinkan bahwa wajah anda sejelas mungkin, cahaya yang memadai, hindari terhindar oleh bayangan, jangan menutupi penglihatan klien terhadap mulut anda, hindari bicara sambil mengunyah. Yakinkan bahwa klien mengetahui topik/subjek ekspresi verbal, sebelum meneruskan rencana yang lain untuk diucapkan (kesempatan membaca gerak bibir). Berbicara secara perlahan dan jelas, dengan jeda yang lebih sering. Bila ragu instruksi telah dipahami ?, cek bahwa klien sudah memahami. Bila mulut anda terpaksa ditutup seperti menggunakan masker tulis pesan.

Komunikasi pada klien yang bicaranya sulit diapahami

Pusatkan seluruh perhatian pada apa yang sedang dikatakan. Perhatikan dam dengarkan jangan mencoba melakukan pekerjaan lain sementara mendengarkan. Libatkan pembicara dlm percakapan bila memungkinkan untuk mengantisipasi jawaban. Cobalah mencari konteks intinya tentang apa yang sedang dikatannya. Anda kemudian dapat mengisis detil dari konteks tersebut. Jangan mencoba berpura-pura mengetri bila anda memang tidak mengerti. Bila tidak mampu memahami / ragu, lebih baik meminta klien menulis.

Reading Continue DOWNLOAD

Keterlambatan Bicara dan Gangguan Pendengaran

Pendahuluan

Keterlambatan bicara merupakan manifestasi dari berbagai kelainan seperti gangguan pendengaran / ketulian, retardasi mental, developmental language delay, aphasia, autisme, cerebral palsy dll. Untuk mengetahui penyebab gangguan bicara pada anak terlebih dahulu harus dipastikan bahwa pendengaran anak tidak mengalami gangguan. Gangguan pendengaran atau tuli sejak lahir akan menyebabkan gangguan perkembangan bicara,bahasa, kognitif dan kemampuan akademik. Bila gangguan pendengaran dan ketulian terlambat diketahui tentu hambatan yang akan dihadapi akan lebih besar lagi. Dari segi ekonomi, gangguan pendengaran dan ketulian juga menyebabkan pengeluaran keluarga , masyararakat dan Pemerintah lebih yang lebih besar. Penelitian di AS pada tahun 2003 menunjukkan bahwa seorang yang mengalami ketulian sejak lahir harus mengeluarkan biaya tambahan sebesar 417.000 USD selama hidupnya.

Dampak yang merugikan tsb harus dicegah atau dibatasi melalui program deteksi dini ketulian. Gangguan pendengaran dan ketulian yang dapat dideteksi lebih awal kemudian mendapat rehabilitasi pendengaran yang memadai akan membuka kesempatan bagi penderita untuk mencapai kemampuan berkomunikasi yang lebih optimal sehingga lebih mudah berinteraksi dengan lingkungan dan diharapkan mampu mengikuti jalur pendidikan biasa.

Reading Continue & Download

Pengkajian Sistem Wicara

Pendahuluan

Aurikulasris diinspeksi adanya deformitas, lesi, cairan, ukuran, simetris?, sudut penempelan ke kepala. Gerakan aurikulasris normal, tidak nyerià bila nyeri positif, pertanda Otitis eksterna akut. Nyeri tekan daerah mastoidà mastoiditis akut/inflamasi nodus aurikulasris posterior. Kulit bersisik pd belakang aurikularis à dermatitis seborea

Memeriksa Kanalis Auditorius Eksternal dan Membran Timpani

- Bersihkan serumen

- Satu tangan memegang otoskop

- Satu tangan memgang aurikulasris & ditarik keatas, belakang & sedikit keluar à membran timpani dpt dilihat dg jelas

- Masukan spekulum (dewasa 5 mm) dg tekanan minimal agar tidak nyeri

- Membran timpani berwarna mutiara ke abuan & terletak oblik pd dasar kanal

- Bila membran timpani tidak dapat dilihat karena serumen à lakukan irigasi, bila lengket pakai minyak mineral

Ketajaman Pendengaran

- Umumnya dengan suara bisikan atau suara jam

- Tutup satu telinga untuk memeriksa telingan lain oleh pemeriksa à bisikan kata, kemudian minta klien mengulangi kata tersebut ß Normal klien dpt meniru

- Dengan jam : 3 inchi dr pemeriksa & sebaliknya pd aurikularis klien

Reading Continue


Kebisingan dan Efeknya

Merupakan suara yang tidak diinginkan dan tak dapat dihindari à salah satu bahaya abad XX. Dampak fisik suara keras & menetap menyebabkan konstriksi pembuluh darah perifer à peningkatan TD & DJtg, serta aktivitas Gastro Intestinal. Lingkungan sunyi lebih kondusif terhadap kedamaian jiwa dan sebaliknya.

SELENGKAPNYA

Irigasi Telinga

Indikasi

* Untuk mengeluarkan cairan, serumen, bahan-bahan asing dari kanal audiotory eksternal

* Untuk mengirigasi kanal audiotory eksternal dengan lartutan antiseptik

* Untuk menghangatkan atau mendinginkan kanal audiotory eksterna

Perhatian dan Kontraindikasi

* Perforasi membran timpani atau resiko tidak utuh (injurie sekunder, pembedahan, miringitomi)

* Terjadi komplikasi sebelum irigasi

* Temperatur yg ekstrim panas dapat menyebabkan pusing, mual & muntah

* Bila ada benda penghisap air dalam telinga, seperti bahan sayuran (kacang), jangan diirigasi karena bahan2 tsb mengmbang & sulit dikeluarkan

Persiapan Pasien

* Atur posisi klien dengan memiringkan kepala ke arah telinga

* Lindungi pakaian klien dengan handuk/bahan tahan air

Reading Continue Download

Deteksi Dini Ganguan Pendengaran

Mengapa Harus Skrinning

Skrining pendengaran terhadap kemungkinan gangguan pendengaran/ ketulian pada bayi baru lahir, dengan menggunakan prinsip pemeriksaan elektrofisiologik. Pemeriksaan harus bersifat obyektif, praktis, cepat otomatis dan non invasif.

Dengan menemukan secara dini gangguan pendengaran pada bayi / anak kesempatan untuk memperoleh perkembangan linguistik dan komunikasi dapat lebih optimal. Menurut penelitian Yoshinaga – Itano (USA, 1998), bila gangguan pendengaran / ketulian sudah diketahui sebelum usia 3 bulan, selanjutnya diberikan habilitasi pendengaran mulai usia 6 bulan, maka pada saat anak berusia 3 tahun perkembangan wicara dan bahasanya dapat mendekati anak yang pendengarannya normal. Selanjutnya konsep dari Yoshinaga - Itano dijadikan acuan oleh American Joint Committee on Infant Hearing (2000) sebagai prinsip skrining pendengaran pada bayi baru lahir.

Tujuan

Skrining pendengaran bertujuan menemukan kasus gangguan pendengaran / ketulian sedini mungkin sehingga dapat dilakukan habilitasi/ rehabilitasi segera, agar dampak cacat dengar bisa dibatasi
Skrining pendengaran pada bayi baru lahir (Newborn Hearing Screening) dibedakan menjadi :

- Universal Newborn Hearing Screening(UNHS) : pada semua bayi baru lahir, sebelum bayi meninggalkan rumah sakit.

- Targeted Newborn Hearing Screening: khusus pada bayi yang mempunyai faktor risiko terhadap ketulian.

Link Download

Oleh: Ns. Lukman, S.Kep.,MM

Pendahuluan

Tinnitus disebabkan oleh kelainan yang letaknya proksimal terhadap foramen ovale. Tinnitus merupakan gejala medis yang agak berat untuk dievaluasi. Tinnitus dapat timbul pada usia berapapun, tapi gejala ini lebih sering timbul pada pasien usia 40 dan 80 tahun. Biasanya pada pria lebih sering terjadi dibanding dengan wanita. Untuk kasus-kasus tertentu, tinnitus kadang-kadang menyerang ibu hamil atau wanita menstruasi. Tapi, gangguan ini akan segera hilang saat kembali pada kondisi normal Kepekaan terhadap suara bising pada setiap orang berbeda-beda, tetapi hampir setiap orang akan mengalami ketulian jika telinganya mengalami bising dalam waktu cukup lama. Setiap bunyi dengan kekuatan diatas 85 dB bisa menyebabkan kerusakan. Di Indonesia, nilai ambang batas yang diperbolehkan dalam bidang industri telah ditetapkan sebesar 85 dB untuk jangka waktu maksimal delapan jam. Bising adalah bunyi yang tidak diinginkan, mengganggu, mempunyai sumber dan menjalar melalui media perantara

Pengertian

Suatu gangguan pendengaran dengan keluhan perasaan mendengar bunyi tanpa rangsangan bunyi dari luar. Keluhannya bisa berupa bunyi mendenging, menderu, mendesis, atau berbagai macam bunyi lainnya. Bunyi abnormal yang didengar penderita yang berasal dari dalam kepala,biasanya disebut juga telinga berdengung.

Reading Continue & DOWNLOAD

Senin, 15 November 2010

Asuhan Keperawatan Otitis Media Akut

Pengertian

Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Gangguan telinga yang paling sering adalah infeksi eksterna dan media. Sering terjadi pada anak-anak dan juga pada orang dewasa (Soepardi, 1998). Otitis media serosa / efusi adalah keadaan terdapatnya cairan di dalam telinga tengah tanpa adanya tanda dan gejala infeksi aktif. Secara teori, cairan ini sebagai akibat tekanan negative dalam telinga tengah yang disebabkan oleh obstruksi tuba eustachii. Otitis media kronik sendiri adalah kondisi yang berhubungan dengan patologi jaringan irreversible dan biasanya disebabkan oleh episode berulang otitis media akut yang tak tertangani. Sering berhubungan dengan perforasi menetap membrane timpani.

Etiologi

Penyebab utama otitis media akut adalah masuknya bakteri patogenik ke dalam telinga tengah yang normalnya adalah steril. Paling sering terjadi bila terdapat disfungsi tuba eustachii seperti obstruksi yang disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas, inflamasi jaringan disekitarnya (seperti : sinusitis, hipertrofi adenoid) atau reaksi alergik (seperti, rhinitis alergika). Bakteri yang umum ditemukan sebagai organisme penyebab adalah Streptococcus peneumoniae, Hemophylus influenzae, Streptococcus pyogenes, dan Moraxella catarrhalis.

Patofisiologi

Pada gangguan ini biasanya terjadi disfungsi tuba eustachii seperti obstruksi yang diakibatkan oleh infeksi saluran nafas atas, sehingga timbul tekanan negative di telinga tengah. Sebaliknya, terdapat gangguan drainase cairan telinga tengah dan kemungkinan refluks sekresi esophagus ke daerah ini yang secara normal bersifat steril. Cara masuk bakteri pada kebanyakan pasien kemungkinan melalui tuba eustachii akibat kontaminasi secret dalam nasofaring. Bakteri juga dapat masuk telinga tengah bila ada perforasi membrantymphani. Eksudat purulen biasanya ada dalam telinga tengah dan mengakibatkan kehilangan pendengaran konduktif.

[Selengkapnya: Download]

Asuhan Keperawatan Otitis Eksterna

Pengertian

Otitis eksterna adalah Radang telinga akut maupun kronik yang disebab bakteri seringkali timbul bersama penyebab yang lain, seperti jamur, alergi, atau virus (Mansjoer, 2000). Otitis eksterna adalah suatu infeksi pada saluran telinga luar. Infeksi ini bisa menyerang seluruh saluran (otitis eksterna generalisata) atau hanya pada daerah tertentu sebagai bisul (furunkel). Otitis eksterna seringkali disebut sebagai telinga perenang (Swimmer’s ear). ( R. Pray dkk, 1989 ). Otitis eksterna adalah salah satu jenis dari infeksi telinga yang mengenai saluran telinga. Karena saluran telinga gelap dan hangat maka dapat dengan mudah terkena infeksi bakteri atau jamur. Berdasarkan tiga pendapat di atas dapat disimpulkan, Otitis Eksterna adalah radang telinga luar, akut maupun kronik yang disebabkan oleh bakteri bersam-sama dengan penyebab lain, seperti jamur, alergi, atau virus dan sering disebut sebagai telinga perenang (Swimmer’s Ear).

Etiologi

Penyebab umum dari otitis eksterna adalah infeksi bakteri meskipun jamur adalah penyebab yang penting dari 10% kasus; dapat pula dihasilkan dari non ineksi dermatologi. Bacterial Otitis Externa; menyukai semua kulit, saluran telinga luar mempunyai flora normal. Ketika terjadi ggn, flora pathogen berkembang didominasi oleh Pseudomonas aeruginosa dan Stapilococcus aureus. Jamur Otitis Externa;jamur dikenal kira-kira 10% dari kasus otitis externa. Pathogen yang tersebar dan umum adalah Aspergillus dan Candida.

Patofisiologi

Saluran telinga bisa membersihkan dirinya sendiri dengan cara membuang sel-sel kulit yang mati dari gendang telinga melalui saluran telinga. Membersihkan saluran telinga dengan cotton bud (kapas pembersih) bisa mengganggu mekanisme pembersihan ini dan bisa mendorong sel-sel kulit yang mati kearah gendang telinga sehingga kotoran menumpuk disana.

Link: Reading & Download

Asuhan Keperawatan Meniere

Batasan

Penyakit meniere adalah suatu kelainan labirin yang etiologinya belum diketahui, dan mempunyai tiga gejala yang khas, yaitu gangguan pendengaran, tinnitus, dan serangan vertigo. Terutama terjadi pada wanita dewasa. (Mansjoer, 2005). Sementara Hadjar (2000), mengatakan penyakit meniere adalah suatu gangguan pengaturan cairan endolimfe yang secara khas ditandai oleh adanya dilatasi ruangan endolimpatik dari labirintus membranosa. Dan pendapat lain mengatakan, penyakit Meniere adalah suatu penyakit yang ditandai oleh serangan berulang vertigo (perasaan berputar), tuli dan tinnitus (telinga berdenging).

Etiologi

Penyebab penyakit meniere belum diketahui, penambahan volume endolimpa diperkirakan oleh adanya gangguan biokimia cairan endolimpa dan gangguan klinik pada membran labirin. Kemungkinan juga disebabkan oleh pemasukkan cairan dan garam yang berlebihan, bekerja terlalu berat dan pengaruh emosi. (Hadjar, 2000)

Manifestasi dari penyakit meniere antara lain; vertigo, tinitus dan tuli saraf, mual, muntah, setiap kali berusaha untuk berdiri, kepala merasa berputar-putar, pada setiap serangan biasanya disertai dengan gangguan pendengaran dan dalam keadaan tidak ada serangan pendengaran dirasakan baik sekali, dan erasaan penuh di dalam telinga. (Arsyad, 1990)

===>> Reading Continue and Download <<===

Anatomi Fisiologi Sistem THT dan Wicara

Salah satu aspek kesadaran manusia adalah kemampuan menceritaan kejadian. Percakapan merupakan hasil yang penting dari otak dan merupakan komponen yang esensial bagi kesadaran manusia. Input informasi melalui mata, telinga, indera perabaan (orang buta). Output informasi mll percakapan dan tuli (Despopoulus, 1985).

Suara adalah bentuk energi yang bergerak melewati udara, air, atau benda lainnya, dalam sebuah gelombang. Walaupun telinga yang mendeteksi suara, fungsi pengenalan dan interpretasi dilakukan di otak dan sistem saraf pusat. Rangsangan suara disampaikan ke otak melalui saraf yang menyambungkan telinga dan otak (nervus vestibulokoklearis).

Afasia merupakan gg fungsi bahasa yang disebabkan cedera atau penyakit pusat otak: membaca, menulis, bercakap-cakap, mendengar,berhitung,menyimpulkan dan pemahaman terhadap sikap tubuh. Di USA 1-1.5 juta mengalami kecacatan kronik afasia. Penyebab utama afasia adalah stroke, cedera kepala, dan tumor otak (Smeltzer, 2002)

Reading Continue and DOWNLOAD


Kamis, 14 Oktober 2010

Komunkasi Sel

“Dia menciptakan segala sesuatu” (QS Al-Anam, 6:101) dan “mengatur urusan dari langit ke bumi”. (QS As-Sajdah, 32: 5)

“Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah perkataanNya di waktu Ia mengatakan “Jadilah, lalu terjadilah,” dan di tanganNyalah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang gaib dan yang nampak. Dan Dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui” (QS Al-Anam, 6: 73)

Makalah ini akan membahas tentang komunikasi sel. Dengan perkembangan organisme multiseluler, kelompok sel yang berbeda memiliki fungsi yang berbeda dan menjadi penting bagi sel untuk mengkomunikasikan banyak aspek hidupnya. Namun sebelum membahas tentang komunikasi sel, terlebih dahulu akan diuraikan tentang hubungan antar sel, hubungan antara sel dan matriks ekstraseluler. Makalah ini juga akan dilengkapi dengan komunikasi dalam sel hormon sebagai contoh dari komunikasi sel.

HUBUNGAN ANTAR SEL

Cell junctions

Cell junctions merupakan situs hubungan yang menghubungkan banyak sel dalam jaringan dengan sel lainnya dan dengan matriks ekstraseluler. Cell junctions merupakan suatu struktur dalam jaringan organisme multiseluler. Cell junctions dapat diklasifikasikan ke dalam 3 grup fungsional yaitu occluding junctions (menempelkan sel bersama-sama dalam epitel dengan cara mencegah molekul-molekul kecil dari kebocoran satu sisi sel ke sel lainnya), anchoring junctions (melekatkan sel-sel (dan sitoskeleton) ke sel tetangga atau ke matriks ekstraseluler), dan communicating junctions (memerantarai jalan lintasan sinyal-sinyal kimiawi atau elektrik dari satu sel yang sedang berinteraksi ke sel lainnya).

Selengkapnya DOWNLOAD [PDF]

Kamis, 30 September 2010

Pembelajaran Klinik

Sejarah

Cinical : sick bed, clinicos : bed.

Apprenticeship : magang, learns by doing, pd mengikuti aturan institusi, misal jam kerja dan fasilitas yang diperoleh.

Nursing education : doing in order to learn, learning  to give quality of nursing care à pendekatan proses  dan  holistic.

Grey area : mahasiswa bertanggung jawab memberikan nursing intervension

Aktifitas: aktif melakukan tugas-tugas  tertentu dan pengalaman langsung peserta didik  yang di dapat  dari lembaga pendidikan dan laboratorium klinik.

 

DOWNLOAD selengkapnya

Metode Pembelajaran

Pendahuluan

Beberapa metode pembelajaran yang sering digunakan, antara lain ceramah, tanya jawab, diskusi, kerja kelompok, simulasi, demonstrasi.

Metode Ceramah, adalah penyampaian bahan pelajaran dengan cara verbal . Keuntungannya antara lain; ekonomis, jumlah pendengar, informasi Ilmu  pengetahuan, meningkatkan motivasi, pengantar  untuk masuk ke metode lain dan bahan yang disampaikan diingat untk  jangka waktu pendek.


selengkapnya DOWNLOAD disini

Media Pengajaran

Pengertian

" Medius " à perantara

Gerlach & elly (1971),   manusia, materi atau kejadian   yang membangun kondisi  membuat  peserta didik  mampu memperoleh  pengetahuan, keterampilan dan sikap.

 Association of Education Consortium  and Technology (1977), adalah segala bentuk  dan saluran yang       digunakan  / menyampaikan pesan / info.

Semua bentuk perantara yg dipakai orang penyebar ide, sehingga ide / gagasan itu sampai kepada penerima (Santoso S. Hamijaya).

AECT menyatakan, media adalah segala bentuk yg dipergunakan untuk proses penyaluran informasi.

NEA (National education Association) berpendapat media adlh segala benda yg dimanupulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yg digunakan untuk kegiatan tersebut.

Segala sesuatu yg dpt berfungsi sbg perantara/ sarana/ alat untuk proses komunikasi (proses belajar mengajar).

 

SELENGKAPNYA download [pdf]

Jumat, 24 September 2010

Askep Endokrin: Hiperparatiroidisme

Pendahuluan

Terjadi akibat produksi berlebihan hormon paratiroid, ditandai dengan dekalsifikasi tulang dan pembentukan batu ginjal yg mengandung kalsium (Smeltzer, 2002)

Price & Wilson (1995), kadar kalsium lebih dari 10.5 mg/100 ml, akibat produksi berlebihan hormon paratiroid/parathormon. Produksi PTH berlebihan akibat hiperparatiroidisme primer, hiperparatiroidisme tersier (pada uremia kronik, pascadialisa/transplantasi ginjal, bisa juga akibat adenoma jinak kelenjar paratiroid)


download disini...

Askep Endokrin: Hipertiroidisme

Pendahuluan

Prevalensi  merupakan penyakit endokrin kedua setelah DM. Penyakit grave, tiroiditis merupakan penyebab. Pengeluaran hormon tiroid yang banyak akibat stimulasi abnormal k.tiroid oleh imunoglobulin dalam darah. Perbandingan antara wanita : pria = 5:1, puncaknya usia dekade 3-4

 

Manifestasi Klinis

Gejala khas "Tirotoksikosis" gelisah, mudah terangsang /peka rangsang, iritabel dan terus merasa khawatir, tidak dapat duduk diam, palpitasi, nadi cepat (saat istirahat dan aktivitas)

 


Selengkapnya DOWNLOAD

Askep Endokrin: Hipoparatiroidisme

Merupakan penyebab paling sering; sekresi hormone paratiroid yang kurang adekuat akibat suplai darah terganggu atau setelah pengangkatan kelenjar paratiroid, tiroid. Penyebab lain atrofi k.paratiroid, namun jarang ditemukan (Semltzer, 2002). Pengangkatan kelenjar paratiroid / gangguan suplai darah. Kadar hormon berkurang akibatnya peningkatan resobsi tulang & kadar kalsium serum turun. Kalsium serum menurun terjadi iritabilitas neuromuskuler. Karena hormone .paratiroid berpengaruh dalam clearance fosfat oleh ginjal, maka kadar fosfat serum meningkat


...selengkapnya & Download disinihttp://www.box.net/shared/jb6oyifl59

Askep Endokrin: Hipotiroidisme

Pendahuluan
Merupakan keadaan yg ditandai dengan terjadinya  hifofungsi tiroid yg berjalan lambat & diikuti oleh gejala2 kegagalan tiroid. Keadaan ini terjadi akibat kadar hormon tiroid berada di bawah nilai optimal

 

Tipe

Lebih dr 95 % mengalami hipotiroidisme primer/tiroidal yg mengacu kepada disfungsi kelenjar tiroid itu sendiri ( Braverman & Utiger.1991). Hipotiroidisme sentral disebabkan o/ kegagalan k.Hipofisis, hipotalamus, atau keduanya. Hipotiroidisme sekunder / pituitaria jika sepenuhnya disebabkan o/ kelainan Hipofisis


...selengkapnya & File Download

 

Kamis, 19 Agustus 2010

Pradiabetes Dapat Dideteksi

Para peneliti dari University College London menyatakan perubahan kimia tubuh dapat dideteksi bertahun-tahun sebelum gejala diabetes 2 menyerang. Studi Lancet, label untuk penelitian, menunjukkan jika perubahan kadar glukosa darah dan kensensitifan sensulin dapat dideteksi pada tubuh orang yang tengah menuju diabetes.

Tim periset meneliti 6.538 tenaga buruh sipil sekitar lebih dari sepuluh tahun. Pada kurun waktu itu terdapat 505 kasus diabetes tipe dua dalam grup partisipan.

Peneliti mengamati naik-turun kadar glukosa darah dalam tubuh para partisipan. Selain itu, mereka juga memantau bagaimana sel-beta pankreas bekerja, dan bagaimana kensensitifan sensulin berubah dari tahun ke tahun.

Tim menemukan partisipan yang tidak mengembangkan kondisi menuju diabetes, menunjukkan perubahan 'tetap' dalam tubuh. Kondisi konstan itu terjadi meski dalam kurun sepuluh tahun.

Kamis, 05 Agustus 2010

Critical Care Nurses' Values and Behaviors With End-of-life Care: Perceptions and Challenges

By: Zomorodi, Meg RN, CNL, PhD; Lynn, Mary R. PhD


Abstract

Nurses are in a pivotal position to improve care for dying patients and their families by challenging current end-of-life practices in their settings. However, nurses report a lack of preparation in dealing with end-of-life (EOL) care in the intensive care environment. The aims of the study were to explore nurses' definitions of quality EOL care and to identify the personal, environmental, and relational factors that facilitate or inhibit the nurses' ability to provide EOL care to patients and their families. Nine critical care nurses were interviewed about their values and beliefs related to providing quality EOL care. Interviews were audiotaped, transcribed, and analyzed for themes and patterns. Using Bowen's model of value-behavior congruency, several themes were identified and were examples of personal, environmental, and relational factors that facilitate or hinder critical care nurses' ability to provide quality end of life. Nurses used strategies such as "balancing," "trial and error," "coaching the physicians," and "taking a step back" to improve the quality of EOL care provided. The values and behaviors as well as the personal, environmental, and relational factors identified in this study may be useful in determining factors related to providing quality nursing care at the end of life.

Selasa, 27 Juli 2010

Daftar Nilai KMB Stikes Perdhaki

 

No

NIM

Nilai Akhir

1

300108107

96

2

300108122

95

3

300108129

92

4

300108147

91

5

300108160

88

6

300108163

88

7

300108105

85

8

300108109

85

9

300108166

85

10

300108164

83

11

300108104

82

12

300108126

81

13

300108119

80

14

300108153

80

15

300108120

80

16

300108159

78

17

300108141

78

18

300108167

77

19

300108128

77

20

300108162

77

21

300108135

76

22

300108136

76

23

300108123

76

24

300108158

75

25

300108125

74

26

300108130

74

27

300108132

74

28

300108148

74

29

300108117

72

30

300108161

71

31

300108152

69

32

300108116

69

33

300108137

68

34

300108144

67

35

300108155

67

36

300108134

66

37

300108111

66

38

300108138

66

39

300108150

65

40

300108118

65

41

300108106

64

42

300108127

64

43

300108143

64

44

300108154

64

45

300108146

63

46

300108157

63

47

300108131

63

48

300108142

62

49

300108165

59

50

300108108

58

51

300108112

57

52

300108124

57

53

300108121

56

54

300108145

55

55

300108110

54

56

300108139

52

57

300108149

52

58

300108151

51

59

300108140

-

60

300108115

48

61

300107100

41*

62

300107103

75

63

300107076

52

64

300107086

70

65

300107061

49

 * Tidak ikut UAS

 

Penguji,

Lukman