My Family

My Family
Palembang, Mei 2013

Kamis, 23 Oktober 2008

Hemodinamik dan Central Venouse Pressure (CVP)

Ns. Lukman,SKep,MM
 

Hemodinamik dan Central Venouse Pressure

 

Pendahuluan

Pemantauan hemodinamik adalah suatu pengukuran terhadap sistem kardiovaskuler yang dapat dilakukan baik invasif atau noninvasive. Pemantauan memberikan informasi mengenai keadaan pembuluh darah, jumlah darah dalam tubuh dan kemampuan jantung untuk memompakan darah.  Pengkajian secara noninvasif dapat dilakukan melalui pemeriksaan, salah satunya adalah pemeriksaan vena jugularis (jugular venous pressure). Pemantauan hemodinamik secara invasif, yaitu dengan memasukkan kateter ke dalam ke dalam pembuluh darah atau rongga tubuh

 

Indikasi Pemantauan Hemodinamik

a.       Shock.

b.      Infark Miokard Akut (AMI), yg disertai: Gagal jantung kanan/kiri, Nyeri dada yang berulang, Hipotensi/Hipertensi.

c.       Edema Paru.

d.      Pasca operasi jantung.

e.       Penyakit Katup Jantung.

f.        Tamponade Jantung.

g.       Gagal napas akut.

h.       Hipertensi Pulmonal.

i.         Sarana untuk memberikan cairan/resusitasi cairan, mengetahui reaksi pemberian obat.

 

Parameter Hemodinamik

a.       Tekanan vena sentral (CVP)

b.      Tekanan arteri pulmonalis

c.       Tekanan kapiler arteri pulmonalis

d.      Tekanan atrium kiri

e.       Tekanan ventrikel kanan

f.        Curah jantung

g.       Tekanan arteri sistemik

 

 

Central Venouse Pressure

 

Link: Central Venous Catheter

http://www.scribd.com/doc/3438819/CENTRL-VENOUSE-PRESSURE-CVP#

 

Tekanan vena sentral secara langsung merefleksikan tekanan pada atrium kanan. Secara tidak langsung menggambarkan beban awal jantung kanan atau tekanan ventrikel kanan pada akhir diastole. Menurut Gardner dan Woods nilai normal tekanan vena sentral adalah 3-8 cmH2O atau 2-6 mmHg. Sementara menurut Sutanto (2004) nilai normal CVP adalah 4 – 10 mmHg.

 

Tempat Penusukan Kateter

Pemasangan kateter CVP dapat dilakukan secara perkutan atau dengan cutdown melalui vena sentral atau vena perifer, seperti vena basilika, vena sephalika, vena jugularis interna/eksterna dan vena subklavia.

 

Gelombang CVP

Gelombang CVP terdiri dari, gelombang:

a= kontraksi atrium kanan

c= dari kontraksi ventrikel kanan

x= enggambarkan relaksasi atrium triskuspid

v= penutupan katup trikuspid

y= pembukaan katup trikuspid

 

 

Cara Pengukuran CVP

Pengukuran CVP secara nonivasif dapat dilakukan dengan cara mengukur tekanan vena jugularis. Secara invasif dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1) memasang kateter CVP yang ditempatkan pada vena kava superior atau atrium kanan, teknik pengukuran dptemnggunakan manometer air atau transduser, 2) Melalui bagian proksimal kateter  arteri pulmonalis . Pengukuran ini hanya dapat dilakukan dengan menggunakan sistem transduser.

 

Tekanan Vena Jugularis

Pasien dalam posisi berbaring setengah duduk,kemudian perhatikan; 1) denyut vena jugularis interna, denyut ini tidak bisa diraba tetapi bisa dilihat. Akan tampak gel a (kontraksi atrium), c (awal kontraksi ventrikel-katup trikuspid menutup), gel v (pengisian atrium-katup trikuspid masih menutup), 2) normal,pengembungan vena setinggi manubrium sterni, 3) ila lebih tinggi bearti tekanan hidrostatik atrium kanan meningkat, misal pada gagal jantung kanan . Menurut Kadir A (2007), dalam keadaan normal vena jugularis tidak pernah membesar, bila tekanan atrium kanan (CVP) naik sampai 10 mmHg vena jugulais akan mulai membesar. Tinggi CVP= reference point tinggi atrium kanan ke angulus ludovici ditambah garis tegak lurus, jadi CPV= 5 + n cmH2O.

 

 

Pemantauan CVP dengan Manometer

Persiapan untuk pemasangan

a. Persiapan pasien

    Memberikan penjelasan pd klien dan lg ttg:

        tujuan pemasangan,

        daerah pemasangan, &

        prosedur yang akan dikerjakan

 

b. Persiapan alat

        Kateter CVP

        Set CVP

        Spuit 2,5 cc

        Antiseptik

        Obat anaestesi lokal

        Sarung tangan steril

        Bengkok

        Cairan NaCl 0,9% (25 ml)

        Plester

 

Persiapan untuk Pengukuran

a.  Persiapan Alat

        Skala pegnukur

        Selang penghubung (manometer line)

        Standar infus

        Three way stopcock

        Pipa U

        Set infus

b.   Cara Merangkai

        Menghubungkan set infus dg cairan NaCl 0,9%

        Mengeluarkan udara dari selang infuse

        Menghubungkan skala pengukuran dengan threeway stopcock

        Menghubungkan three way stopcock dengan selang infuse

        Menghubungkan manometer line dengan three way stopcock

        Mengeluarkan udara dari manometer line

        Mengisi cairan ke skala pengukur sampai 25 cmH2O

        Menghubungkan manometer line dengan kateter yang sudah terpasang

 

c.   Cara Pengukuran

        Memberikan penjelasan kepada pasien

        Megatur posisi pasien

        Lavelling, adalah mensejajarkan letak jantung (atrium kanan) dengan skala pengukur atau tansduser

        Letak jantung dapat ditentukan dg cara membuat garis pertemuan antara sela iga ke empat (ICS IV) dengan garis pertengahan aksila

        Menentukan nilai CVP, dengan memperhatikan undulasi pada manometer dan nilai dibaca pada akhir ekspirasi

        Membereskan alat-alat

        Memberitahu pasien bahwa tindakan telah selesai

 

Pemantauan dengan Transduser

Dilakukan pada CVP, arteri pulmonal, kapiler arteri pulmonal, dan tekanan darah arteri sistemik.

 

a.   Persiapan pasien

        Memberikan penjelasan ttg: tujuan pemasangan, daerah pemasangan, dan prosedur yang akan dikerjakan

        Mengatur posisi pasien sesuai dengan daerah pemasangan

 

b.   Persiapan untuk penusukan

        Kateter sesuai kebutuhan

        Set instrumen steril untuk tindakan invasif

        Sarung tangan steril

        Antiseptik

        Obat anestesi lokal

        Spuit 2,5 cc

        Spuit 5 cc/10 cc

        Bengkok

        Plester

 

c.    Persiapan untuk pemantauan

        Monitor

        Tranduser

        Alat flush

        Kantong tekanan

        Cairan NaCl 0,9% (1 kolf)

        Heparin

        Manometer line

        Spuit 1 cc

        Three way stopcock

        Penyanggah tranduser/standar infus

        Pipa U

        Infus set

d.   Cara Merangkai

        Mengambil heparin sebanyak 500 unit kemudian memasukkannya ke dalam cairan infuse

        Menghubungkan cairan tsb dg infuse

        Mengeluarkan udara dari selang infuse

        Memasang cairan infus pada kantong tekanan

        Menghubungkan tranduser dg alat infuse

        Memasang threeway stopcock dg alat flush

        Menghubungkan bagian distal selang infus dengan alat flush

        Menghubungkan manometer dg threeway stopcock

        Mengeluarkan udara dari seluruh sistem alat pemantauan (untuk memudahkan beri sedikit tekanan pada kantong tekanan)

        Memompa kantong tekanan sampai 300 mmHg

        Menghubungkan kabel transduser dengan monitor

        Menghubungkan manometer dengan kateter yang sudah terpasang

        Melakukan kalibrasi alat sebelumpengukuran

 

e.   Cara Kalibrasi

        Lavelling

        Menutup threeaway ke arah pasien dan membuka threeway ke arah udara

        Mengeluarkan cairan ke udara

        Menekan tombol kalibrasi sampai pada monitor terlihat angka nol

        Membuka threeway kearah klien dan menutup ke arah udara

        Memastikan gelombang dan nilai tekanan terbaca dengan baik

 

 

Peranan Perawat

1.   Sebelum Pemasangan

        Mempersiapkan alat untuk penusukan dan alat-alat untuk pemantauan

        Mempersiapkan pasien; memberikan penjelasan, tujuan pemantauan, dan mengatur posisi sesuai dg daerah pemasangan

 

2.  Saat Pemasangan

        Memelihara alat-alat selalu steril

        Memantau tanda dan gejala komplikasi yg dpt terjadi pada saat pemasangan spt gg irama jtg, perdarahan

        Membuat klien merasa nyaman dan aman selama prosedurdilakukan

3.  Setelah Pemasangan

        Mendapatkan nilai yang akurat dengan cara: 1) melakukan Zero Balance: menentukan titik nol/letak atrium, yaitu pertemuan antara garis ICS IV dengan         midaksila, 2) Zero balance: dilakukan pd setiap pergantian dinas , atau gelombang tidak sesuai dg kondisi klien, 3) melakukan kalibrasi untuk mengetahui fungsi           monitor/transduser, setiap shift, ragu terhadap gelombang.

        Mengkorelasikan nilai yg terlihat pada monitor dengan keadaan klinis klien.

        Mencatat nilai tekanan dan kecenderungan perubahan hemodinamik.

        Memantau perubahan hemodinamik setelah pemberian obat-obatan.

        Mencegah terjadi komplikasi & mengetahui gejala & tanda komplikasi (spt. Emboli udara, balon pecah, aritmia, kelebihan cairan,hematom, infeksi,penumotorak, rupture arteri pulmonalis, & infark pulmonal).

        Memberikan rasa nyaman dan aman pada klien.

        Memastikan letak alat2 yang terpasang pada posisi yang tepat dan cara memantau gelombang tekanan pada monitor dan melakukan pemeriksaan foto toraks (CVP, Swan gans).

 

Sumber:

Rokhaeni H. (2001). Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler, Jakarta: Bidang Diklat RS Jantung Harapan Kita

Altman:  Nursing Skills

Kadir A. (2007). Sirkulasi Cairan Tubuh:FK UKWS

Sutanto M. (2004). Hemodinamik

 

 

2 komentar:

Anonim mengatakan...

ada pertanyaan nih pak, kenapa pemasangan Central Venous Line baik di vena jugular atw subklavian... lbh ddhlukan d sebelah kanan??? sebenernya pertanyaan dari senior yang d Arab.. hehe

makasih sblmnya pak!!!

-Asnidar-

Lukman mengatakan...

karena vena cavasuperior yg menju atrium kanan ada di sebelah kanan