My Family

My Family
Palembang, Mei 2013

Jumat, 16 Juli 2010

KEPATUHAN PERAWAT DALAM MENERAPKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RS DR. SOBIRIN KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN TAHUN 2007

Jhon Feri, Lukman

Dimuat pada: Jurnal Kedoteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, Tahun 40 No.3  Juli 2008

ABSTRACT

Compliance is an obedient human being to order, comand, discipline and procedure. Compliance can influence by internal factor and eksternal, like age, education, knowledge, year of service, and motivation. Less obedient of nurse in applying treatment upbringing will cause the lowering of itself upbringing quality. This study done in RS dr. Sobirin Sub-Province of Musi Rawas in the year 2007, entangling 44 people nurse of room take care of lodged. The purpose study is to identify relation between nurse, responsibility, and facility work with compliance of nurse in treatment upbringing documentation. Desain Research the used is quantitative with approach of way and crosssectional intake of sampel with sampling random simple. Bivariate analysis use nonparametrik test, Chi Square. The result of the study showed that there are relation between nurse with compliance of nurse in applying documentation of nursing care (p= 0.011), there are relation between nurse responsibility with compliance of nurse in applying documentation of nursing care (p= 0.032), and there are relation between facility work with compliance of nurse in applying documentation of nursing care (p= 0.014) in RS dr. Sobirin Sub-Province of Musi Rawas year 2007. The study concluded that, there are relation between nurse responsibility, relation between nurse, and facility work with compliance of nurse in treatment upbringing documentation. Compliance of nurse in applying treatment upbringing require to be improved, for example with formulation of special policy (like standard operating procedure) concerning documentation of nursing care, including sanction and appreciation for nurse which not yet treatment upbringing. Require to be strived by the make-up of ability (skill and knowledge) treatment upbringing application better and correctness, passing workshop applying of nursing care entangling entire/all nurse. Expected, management can guarantee the executing of good treatment upbringing documentation, passing ready/enough facility and according to requirement.

 

Keyword : nurse performance, nursing documentation, nursing methodelogy.

 

 

ABSTRAK

Kepatuhan adalah suatu prilaku manusia yang taat terhadap aturan, perintah, prosedur dan disiplin. Kepatuhan dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, seperti usia, pendidikan, pengetahuan, masa kerja, dan motivasi. Kurang patuhnya perawat dalam menerapkan asuhan keperawatan akan berakibat rendahnya mutu asuhan itu sendiri. Penelitian ini dilakukan di RS dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2007, yang melibatkan 44 orang perawat ruang rawat inap. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi hubungan antar perawat, tanggung jawab, dan fasilitas kerja dengan kepatuhan perawat  dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Desain Penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan crosssectional dan cara pengambilan sampel dengan simple random sampling. Analisis bivariat menggunakan uji nonparametrik Chi Square. Hasil penelitian membuktikan terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan antar perawat dengan kepatuhan perawat dalam menerapkan pendokumentasian askep (p= 0.011), terdapat hubungan yang signifikan antara tanggung jawab perawat dengan kepatuhan perawat dalam menerapkan pendokumentasian askep (p= 0.032), dan terdapat hubungan yang signifikan antara fasilitas kerja dengan kepatuhan perawat dalam menerapkan pendokumentasian askep (p= 0.014) di RS dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas tahun 2007. Hasil di atas menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tanggung jawab perawat, hubungan antar perawat, dan fasilitas kerja dengan kepatuhan perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Kepatuhan perawat dalam menerapkan asuhan keperawatan perlu ditingkatkan, misalnya dengan perumusan kebijakan khusus (seperti protap) tentang pendokumentasian askep, termasuk penghargaan dan sanksi bagi perawat yang belum mengaplikasikan asuhan keperawatan. Perlu diupayakan peningkatan kemampuan (pengetahuan dan keterampilan) mengaplikasikan asuhan keperawatan dengan baik dan benar, melalui workshop penerapan askep yang melibatkan seluruh perawat. Diharapkan manajemen dapat menjamin terlaksananya pendokumentasian asuhan keperawatan yang baik, melalui penyediaan fasilitas yang cukup dan sesuai kebutuhan.

 

Kata Kunci    :  Kinerja perawat, dokumentasi keperawatan, metodelogi keperawatan.

 

Pendahuluan

Insiden kecelakaan merupakan salah satu dari lima masalah kesehatan utama di negara-negara maju, modern dan industri. Kelima masalah kesehatan utama tersebut adalah kecelakaan, penyakit kardiovaskuler, kanker, penyakit degeneratif dan gangguan gangguan jiwa (Depkes RI, 2007).                                                                                      

Badan kesehatan dunia  (WHO) mencatat tahun 2005 terdapat lebih dari 7 juta  orang  meninggal dikarenakan insiden kecelakaan  dan sekitar 2 juta orang mengalami kecacatan fisik. Salah satu  insiden kecelakaan yang memiliki prevalensi cukup tinggi yakni insiden fraktur ekstremitas bawah yakni sekitar 46,2% dari insiden kecelekaan yang terjadi. Fraktur merupakan suatu keadaan dimana terjadi diistegritas tulang, penyebab terbanyak adalah insiden kecelakaan, tetapi faktor lain seperti proses degeneratif juga dapat berpengaruh terhadap kejadian fraktur (Depkes RI, 2007).


Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan RI tahun 2007 didapatkan sekitar delapan juta orang mengalami kejadian fraktur dengan jenis fraktur yang berbeda dan penyebab yang berbeda, dari hasil survey tim depkes  RI didapatkan 25% penderita fraktur yang mengalami kematian, 45 mengalami cacat fisik, 15% mengalami stress psikologis karena cemas dan bahkan  depresi, dan 10% mengalami kesembuhan dengan baik. Respon cemas (ansietas) adalah reaksi normal terhadap ancaman stress dan bahaya. Ansietas merpakan reaksi emosional terhadap persepsi adanya bahaya, baik yang  nyata maupun yang dibayangkan. respon cemas merupakan reaksi umum yang terjadi  terhadap perubahan status kesehatan yang dirasakan sebagai ancaman: ancaman umum terhadap kehidupan, kesehatan dan keutuhan tubuh, pemajanan dan rasa malu, ketidaknyaman akibat nyeri dan keterbatasan gerak.

Di Sumatera Selatan berdasarkan data dinas  Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan tahun 2007 didapatkan sekitar 2700 orang mengalami insiden fraktur, 56% penderita mengalami kecacatan fisik, 24% mengalami kematian, 15% mengalami kesembuhan dan 5% mengalami gangguan psikologis atau depresi terhadap adanya kejadian fraktur (Dinkes Pemrov Sumsel, 2008). Sementara itu pada tahun  yang sama   di Rumah Sakit Umum Kota Prabumulih tercatat terdapat 676 kasus fraktur dengan distribusi 86,2% fraktur jenis terbuka dan 13,8% fraktur jenis tertutup. Berdasarkan catatan rekam medik RSUD Kota Prabumulih diketahui 68,14% jenis fraktur yang terjadi adalah  fraktur ektremitas bawah (Medikal Record RSUD Kota Prabumulih, 2008). Selengkapnya [doc]




Tidak ada komentar: