Pendahuluan
Akne Vulgaris (AV) merupakan kelainan folikuler umum yg mengenai folikel polisebasea, yang rentan dan paling sering ditemukan didaerah muka, leher, dan badan bagian atas. AV ditandai oleh komedo tertutup (whitehead), komedo terbuka (blackhead), papula, pustula, nodul dan kista. Sering pada remaja dan dewasa muda, usia antara 12-35 tahun. Insiden tertinggi pada wanita di usia 14-17 tahun, dan pria di usia 16-19 tahun (Clark.1993), karena fungsi kelenjar endokrin tertentu yang mempengaruhi sekresi kelenjar sebasea dan mencapai puncaknya pada usia tersebut.
Faktor hormonal, genetik dan bakterial menjadi penyebab AV. Pada AV dapat ditemukan papula, pustula, nodul, bahkan kista. Papula; < 0,5 cm; masa menonjol, teraba dan padat, tepi sirkumskripta. Pustula; < 0,5 cm; menonjol, teraba, berisi pus, tepi sirkumskripta. Nodul; < 0,5-2,0 cm ; massa yg menonjol teraba & padat, meluas sampai ke dlm epidermis. Kista; Massa semi padat atau berisi cairan yg berkapsul, dalam jaringan subkutan atau dermis.
Patogenesis
Kelenjar sebasea dibawah kendali endokrin, khusunya hormon androgen. Pada anak-anak kelenjar sebasea masih kecil dan belum berfungsi. Pada masa pubertas, androgen menstimulasi kelenjar sebasea, sehingga kelenjar sebasea membesar dan mensekresikan minyak alami (sebum). Sebum merembes hingga folikel rambut dan mengalir permukaan kulit. Pada remaja jerawatan, stimulasi androgen akan meningkatkan daya responsif kelenjar sebasea, sehingga terjadi AV akibat duktus polisebaseus tersumbat oleh tumpukan sebum dan tumpukan tersebut membentuk komedo.
Manifestasi Klinis
Komedo tertutup, lesi obstruktif, terbentuk dari lipid/minyak yang terjepit, dan keratin yang menyumbat folikel, berupa papula kecil,warna keputihan dengan lobang folikuler yg halus. Komedo tertutup dapat menjadi terbuka, dimana isi saluran mempunyai hubungan dengan lingkungan luar. Komedo tertutup dapat mengalami ruptur dan menimbulkan reaksi inflamasi yang disebabkan oleh perembesan isi folikel (sebum,keratin,bakteri) ke dermis, berupa papula eritematosa, pustula dan kista inflamatorik.
Komedo terbuka, terjadi karen akumulasi lipid, bakteri, dan debris epitel. Reaksi inflamasi akibat propionibakterium acnes yang hidup dalam folikel rambut dan menguraikan trigliserida dari sebum menjadi asam lemak bebas serta gliserin. Pada komedo terbula, papula dan kista akan kempis sendiri tanpa terapi. Papula dan kista yang lebih dalam menyebabkan jaringan parut pada kulit (Stawiski. 1992)
Derajat Akne (Stawiski,1992)
Derajat I: Komedo Å, Papula/Pustula, berjumlah kurang dari 10 komedo pada salah satu sisi wajah.
Derajat II: Komedo Å, Papula/Pustula , berjumlah kurang dari 10 hingga 20 komedo pada salah satu sisi wajah.
Derajat III: Komedo Å, Papula/Pustula , berjumlah kurang 25 hingga 50 komedo pada salah satu sisi wajah.
Derajat IV: Komedo Å, Papula/Pustula , berjumlah kurang lebih dari 50 komedo pada salah satu sisi wajah.
Tujuan Penatalaksanaan
1. Mengurangi koloni bakteri.
2. Menurunkan aktivitas sebasea.
3. Mencegah folikel tidak tersumbat.
4. Mengurangi inflamasi.
5. Memerangi infeksi sekunder.
6. Meminimalkan pembentukan jaringan parut.
7. Mengeliminasi faktor-faktor predisposisi
Penatalaksanaan
Program terapi bergantung pada tipe lesi (komedo, papuler, pustuler, dankistik). Lesi ringan sampai sedang, hanya memerlukan terapi topikal.
D i e t, tidak memainkan peranan yg utama dalam terapi, namun galakkan penghindaran jenis cokelat,cola, gorengan, dan produk susu.
Higiene Kulit, pada akne ringan membasuh muka dua kali sehari dengan sabun pembersih muka (seperti lava, dial, neutrogena), untuk menghilangkan minyak yang berlebihan dan melenyapkan komedo. Nasihat positif untuk menentramkan kekhawatiran klien. Mendengarkan keluhan klien untuk menciptakan psikologis dan pemahaman tentang penyakit da rencana terapi. Krim/produk kosmetik berbahan dasar minyak tidak dianjurkan. Sarankan stop pemakaian obat bebas, waktu terapi tergantung kasus, dapat beberapa bulan sampai beberapa tahun.
Farmakologi Topikal, gunakan obat yang mengandung benzoil peroksida untuk menekan produksi sebum, antibakteri. Asam vitamin A, untuk menghilangkan sumbatan keratin di duktus polisebasea. Antibiotik topical untuk menekan pertumbuhan propionibakterium acnes.
Terapi Sistemik, antibiotik sistemik digunakan pada akne sedang sampai berat, yaitu Tetrasiklin 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan, efektif karens sulit diserap bersama makanan. Kontra Indikasi (KI) tertrasiklin pada usia kurang dari 12 tahun atau kehamilan karena menyebabkan hipoplasia enamel dan perubahan permanen warna gigi. Efek samping (ES): mual, diare, vaginitis, dan fotosensitivitas.
Retinoid Oral
Senyawa vitamin A sintetik: isotretonoin (accutane), mengurangi ukuran kelenjar sebasea dan menghambat produksi sebum, dan menyebabkan deskuamasi epidermis sehingga komedo terlepas. ES, keilitis (inflamasi kering), menimbulkan defek pada system kardiovaskuler, susunan saraf pusat (SSP), struktur wajah (janin). Tidak boleh hamil setelah terapi atau KB selama empat sampai delapan minggu.
Terapi Hormon
Preparat progesteron-estrogen mensupresi produksi sebum dan mengurangi keadaan kulit yang berminyak.
Terapi Pembedahan
Bedah terdiri dari ekstraksi komedo, penyuntikan kortikosteroid ke dalam lesi, insisi, dan rainage. Pada ekstraksi komedo: bersihkan lokasi, kemudian tusuk dengan needle ukuran 18 atau menggunakan ujung ujung skapel,dan keluarkan komedo (bila ada komedo tertinggal dalam kanalis pilosebasea.
Pengkajian
Kaji persepsi klien, penggunaan obat-obatan, preparat kosmetik, dan adanya komedo tertutup atau terbuka.
Diagnosis Keperawatan
- Penatalaksanaan program terapeutik tidak efektif berhubungan dengan pengetahuan kurang memadai (penyebab,perjalanan penyakit,pencegahan,pengobatan dan perawatan kulit).
- Gangguan citra tubuh bd rasa malu dan frustasi terhadap tampilan dirinya.
Komplikasi atau masalah kolaborasi
Pembentukan sikatriks dan terjadinya infeksi.
Intervensi/Implementasi Keperawatan
Meningkatkan kepatuhan dan pemahaman terhadap terapi; penyuluhan dan yakinkan bahwa masalah tidak berhub dengan ketidakbersihan, diet, masturbasi, aktivitas seksual. Namun tegaskan bahwa penyebabnya faktor herediter, kelenjar sebasea yang besar, jumlah propionibakterium acnes yang banyak dan diluar kendali kita. Informasi pemakaian obat topikal dan oral yang tidak sebentar dan hindari obat bebas.
Meningkatkan penerimaan diri, ikutsertakan klien dalam terapi, dukungan (support) dan faktor emosional harus dipertimbangkan, termasuk kemungkinan konflik remaja dan orang tua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar