Afasia adalah kehilangan kemampuan u/ mengekspresikan diri sendiri atau memahami bahasa (Smeltzer. 2002). Masalah yg komplek,beberpa tidak dapat bicara, kesulitan mengingat nama dan kata, mungkin juga tidak mampu mengerti bahasa lisan, menulis,membaca, dan mengenal angka. Penyebab utama adalah stroke, cedera kepala, dan tumor otak, 20% afasia akibat stroke. Lebih dari satu jt di
Satu hal yang pasti dalam KEHIDUPAN adalah KEMATIAN.Diyakini 100% setelah KEMATIAN ada KEHIDUPAN yang ABADI. Agar kehidupan AKHIRAT BAIK, mari jadikan diri kita bermakna bagi UMMAT. Semoga BLOG ini bermanfaat bagi KEPERAWATAN INDONESIA. Insaallah AMIN
Jumat, 31 Desember 2010
Asuhan Keperawatan Afasia
Rabu, 29 Desember 2010
Askep Endokrin [NILAI AKHIR]
Rabu, 17 November 2010
Perkembangan Pengetahuan Keperawatan dan Trend Issue
Merujuk kepada Chinn & Kramer (2003), sebelum munculnya keperawatan modern
Sementara itu, salah satu tren pengetahuan kepeawatan adalah penggunaan teori dari disiplin ilmu lain (utilization of theories borrowed from other disciplines). Contohnya, penggunaan Terapi musik sebagai Complementary Alternative Medicine (
Selasa, 16 November 2010
Asuhan Keperawatan Tuli
Pendahuluan
Tuli atau kurang pendengaran adalah berkurangnya ketajaman pendengaran orang atau penderita. Ketajaman pendengaran dianggap normal bila orang dapat mendengar dengan baik kata-kata yang dibisikkan dalam jarak 6 meter atau 30 meter dengan suara keras. Bunyi dengan frekuensi 16/18/20-20000 Hz merupakan nada murni yg dapat ditangkap oleh telinga normal.
Orang yang menderita kurang pendengaran sedang dan berat mendapat masalah yang besar dalam pendidikan, sosial dan ekonomi. Kurang pendengaran ringan .Mendapat sedikit masalah yang tidak menyenangkan.
Reading Continue === Download
Standar Pelayanan Kesehatan Indra Pendengaran
Pendahuluan
Gangguan pendengaran ( hearing impairment) atau ketulian (deafness) mempunyai dampak yang merugikan bagi penderita, keluarga, masyarakat maupun Negara. Penderita akan mengalami; kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya, terisolasi, kehilangan kesempatan dalam aktualisasi diri, mengikuti pendidikan formal di sekolah umum, kehilangan kesempatan memperoleh pekerjaan; à yang pada akhirnya berakibat pada rendahnya kualitas hidup yang bersangkutan.
Sampai dengan tahun 1996
Berdasarkan kelompok usia, angka gangguan pendengaran paling besar terdapat pada kelompok usia produktif dewasa (40 - 54 tahun) yaitu 20.8 %. Sedangkan angka ketulian terbanyak pada usia diatas 65 tahun (2.8 %). Data lainnya yang diperoleh dari survai tsb adalah ; Morbiditas - Prevalensi (%) Penyakit Telinga luar = 6.8, Serumen prop = 3.6,
Tuli sejak lahir (kongenital) = 0.1
Prosedur Diagnostik Pendengaran
Pendahuluan
Telinga normal mampu mendengar suara dengan frekuensi 20-20000 Hz. Frekuensi 500-2000 Hz untuk memahami percapakan sehari-hari, disebut kisaran wicara. Nada dg fekuensi 100 Hz: nada rendah, 10000 Hz : nada tinggi. Biasanya dilakukan oleh para audiologi atau tenaga terlatih. Audiometer adalah satu-satunya instrumen paling penting. Unit untuk mengukur intensitas suara (keranya bunyi adalah DESIBEL (dB).
Audiometri nada murni
Stimulus suata terdiri dari nada murni atau musik (semakin keras nada sebelum klien bisa mendengar, berarti semakin besar kehilangan pendengaran / tuli)
Mengeluarkan Benda Asing
Indikasi
Mengeluarkan benda asing dari telinga dengan cara irigasi, suction, menggunakan alat (direct instrument), atau magnet bila gagal dengan tangan
Perhatian dan Kontraindikasi
Anatomi yang sempit dari saluran telingan eksternal memungkinkan adanya benda asing à percobaan mengeluarkan benda tersebut menyebabkan kerusakan telinga. Kanal telinga sangat sensitif à menyebabkan nyeri. Klien yang mengalami gangguan membran timpani à irigasi merupakan indikasi
Membersihkan Serumen
Indikasi
Untuk mengangkat akumulasi serumen (oklusi sebagian dari kanal) atau tumpukan (oklusi komplit pada seluruh telinga dengan membran timpani yang tidak bisa dilihat, dari kanal audiotory eksternal
Perhatian dan Kontraindikasi
Tanda-tanda infeksi atau adanya masalahà pertanda perforasi. Perforasi membran timpanià timpanotomi. Otitis eksternaà obati otitis eksterna dengan antibiotik tetes telinga, setelah sembuh baru bersihkan serumen ( Zivic & King. 1993). Hilang pendengaran, tinnitus.
Komunikasi pada klien yang mengalami Kerusakan Pendengaran
Komunikasi pada klien yang dapat membaca gerak bibir
Ketika bicara, anda harus menatap klian secara langsung. Yakinkan bahwa wajah anda sejelas mungkin, cahaya yang memadai, hindari terhindar oleh bayangan, jangan menutupi penglihatan klien terhadap mulut anda, hindari bicara sambil mengunyah. Yakinkan bahwa klien mengetahui topik/subjek ekspresi verbal, sebelum meneruskan rencana yang lain untuk diucapkan (kesempatan membaca gerak bibir). Berbicara secara perlahan dan jelas, dengan jeda yang lebih sering. Bila ragu instruksi telah dipahami ?, cek bahwa klien sudah memahami. Bila mulut anda terpaksa ditutup seperti menggunakan masker tulis pesan.
Komunikasi pada klien yang bicaranya sulit diapahami
Pusatkan seluruh perhatian pada apa yang sedang dikatakan. Perhatikan dam dengarkan jangan mencoba melakukan pekerjaan lain sementara mendengarkan. Libatkan pembicara dlm percakapan bila memungkinkan untuk mengantisipasi jawaban. Cobalah mencari konteks intinya tentang apa yang sedang dikatannya. Anda kemudian dapat mengisis detil dari konteks tersebut. Jangan mencoba berpura-pura mengetri bila anda memang tidak mengerti. Bila tidak mampu memahami / ragu, lebih baik meminta klien menulis.
Keterlambatan Bicara dan Gangguan Pendengaran
Pendahuluan
Keterlambatan bicara merupakan manifestasi dari berbagai kelainan seperti gangguan pendengaran / ketulian, retardasi mental, developmental language delay, aphasia, autisme, cerebral palsy dll. Untuk mengetahui penyebab gangguan bicara pada anak terlebih dahulu harus dipastikan bahwa pendengaran anak tidak mengalami gangguan. Gangguan pendengaran atau tuli sejak lahir akan menyebabkan gangguan perkembangan bicara,bahasa, kognitif dan kemampuan akademik. Bila gangguan pendengaran dan ketulian terlambat diketahui tentu hambatan yang akan dihadapi akan lebih besar lagi. Dari segi ekonomi, gangguan pendengaran dan ketulian juga menyebabkan pengeluaran keluarga , masyararakat dan Pemerintah lebih yang lebih besar. Penelitian di AS pada tahun 2003 menunjukkan bahwa seorang yang mengalami ketulian sejak lahir harus mengeluarkan biaya tambahan sebesar 417.000 USD selama hidupnya.
Dampak yang merugikan tsb harus dicegah atau dibatasi melalui program deteksi dini ketulian. Gangguan pendengaran dan ketulian yang dapat dideteksi lebih awal kemudian mendapat rehabilitasi pendengaran yang memadai akan membuka kesempatan bagi penderita untuk mencapai kemampuan berkomunikasi yang lebih optimal sehingga lebih mudah berinteraksi dengan lingkungan dan diharapkan mampu mengikuti jalur pendidikan biasa.
Pengkajian Sistem Wicara
Pendahuluan
Aurikulasris diinspeksi adanya deformitas, lesi, cairan, ukuran, simetris?, sudut penempelan ke kepala. Gerakan aurikulasris normal, tidak nyerià bila nyeri positif, pertanda Otitis eksterna akut. Nyeri tekan daerah mastoidà mastoiditis akut/inflamasi nodus aurikulasris posterior. Kulit bersisik pd belakang aurikularis à dermatitis seborea
Memeriksa Kanalis Auditorius Eksternal dan Membran Timpani
- Bersihkan serumen
- Satu tangan memegang otoskop
- Satu tangan memgang aurikulasris & ditarik keatas, belakang & sedikit keluar à membran timpani dpt dilihat dg jelas
- Masukan spekulum (dewasa 5 mm) dg tekanan minimal agar tidak nyeri
- Membran timpani berwarna mutiara ke abuan & terletak oblik pd dasar kanal
- Bila membran timpani tidak dapat dilihat karena serumen à lakukan irigasi, bila lengket pakai minyak mineral
Ketajaman Pendengaran
- Umumnya dengan suara bisikan atau suara jam
- Tutup satu telinga untuk memeriksa telingan lain oleh pemeriksa à bisikan kata, kemudian minta klien mengulangi kata tersebut ß Normal klien dpt meniru
- Dengan jam : 3 inchi dr pemeriksa & sebaliknya pd aurikularis klien
Kebisingan dan Efeknya
Merupakan suara yang tidak diinginkan dan tak dapat dihindari à salah satu bahaya abad XX. Dampak fisik suara keras & menetap menyebabkan konstriksi pembuluh darah perifer à peningkatan TD & DJtg, serta aktivitas Gastro Intestinal. Lingkungan sunyi lebih kondusif terhadap kedamaian jiwa dan sebaliknya.
Irigasi Telinga
Indikasi
Untuk mengeluarkan cairan, serumen, bahan-bahan asing dari kanal audiotory eksternal
Untuk mengirigasi kanal audiotory eksternal dengan lartutan antiseptik
Untuk menghangatkan atau mendinginkan kanal audiotory eksterna
Perhatian dan Kontraindikasi
Perforasi membran timpani atau resiko tidak utuh (injurie sekunder, pembedahan, miringitomi)
Terjadi komplikasi sebelum irigasi
Temperatur yg ekstrim panas dapat menyebabkan pusing, mual & muntah
Bila ada benda penghisap air dalam telinga, seperti bahan sayuran (kacang), jangan diirigasi karena bahan2 tsb mengmbang & sulit dikeluarkan
Persiapan Pasien
Atur posisi klien dengan memiringkan kepala ke arah telinga
Lindungi pakaian klien dengan handuk/bahan tahan air
Reading Continue Download
Deteksi Dini Ganguan Pendengaran
Mengapa Harus Skrinning
Skrining pendengaran terhadap kemungkinan gangguan pendengaran/ ketulian pada bayi baru lahir, dengan menggunakan prinsip pemeriksaan elektrofisiologik. Pemeriksaan harus bersifat obyektif, praktis, cepat otomatis dan non invasif.
Dengan menemukan secara dini gangguan pendengaran pada bayi / anak kesempatan untuk memperoleh perkembangan linguistik dan komunikasi dapat lebih optimal. Menurut penelitian Yoshinaga – Itano (USA, 1998), bila gangguan pendengaran / ketulian sudah diketahui sebelum usia 3 bulan, selanjutnya diberikan habilitasi pendengaran mulai usia 6 bulan, maka pada saat anak berusia 3 tahun perkembangan wicara dan bahasanya dapat mendekati anak yang pendengarannya normal. Selanjutnya konsep dari Yoshinaga - Itano dijadikan acuan oleh American Joint Committee on Infant Hearing (2000) sebagai prinsip skrining pendengaran pada bayi baru lahir.
Tujuan
Skrining pendengaran bertujuan menemukan kasus gangguan pendengaran / ketulian sedini mungkin sehingga dapat dilakukan habilitasi/ rehabilitasi segera, agar dampak cacat dengar bisa dibatasi
Skrining pendengaran pada bayi baru lahir (Newborn Hearing Screening) dibedakan menjadi :
- Universal Newborn Hearing Screening(UNHS) : pada semua bayi baru lahir, sebelum bayi meninggalkan rumah sakit.
- Targeted Newborn Hearing Screening: khusus pada bayi yang mempunyai faktor risiko terhadap ketulian.
Oleh: Ns. Lukman, S.Kep.,MM
Pendahuluan
Tinnitus disebabkan oleh kelainan yang letaknya proksimal terhadap foramen ovale. Tinnitus merupakan gejala medis yang agak berat untuk dievaluasi. Tinnitus dapat timbul pada usia berapapun, tapi gejala ini lebih sering timbul pada pasien usia 40 dan 80 tahun. Biasanya pada pria lebih sering terjadi dibanding dengan wanita. Untuk kasus-kasus tertentu, tinnitus kadang-kadang menyerang ibu hamil atau wanita menstruasi. Tapi, gangguan ini akan segera hilang saat kembali pada kondisi normal Kepekaan terhadap suara bising pada setiap orang berbeda-beda, tetapi hampir setiap orang akan mengalami ketulian jika telinganya mengalami bising dalam waktu cukup lama. Setiap bunyi dengan kekuatan diatas 85 dB bisa menyebabkan kerusakan. Di Indonesia, nilai ambang batas yang diperbolehkan dalam bidang industri telah ditetapkan sebesar 85 dB untuk jangka waktu maksimal delapan jam. Bising adalah bunyi yang tidak diinginkan, mengganggu, mempunyai sumber dan menjalar melalui media perantara
Pengertian
Suatu gangguan pendengaran dengan keluhan perasaan mendengar bunyi tanpa rangsangan bunyi dari luar. Keluhannya bisa berupa bunyi mendenging, menderu, mendesis, atau berbagai macam bunyi lainnya. Bunyi abnormal yang didengar penderita yang berasal dari dalam kepala,biasanya disebut juga telinga berdengung.
Reading Continue & DOWNLOAD
Senin, 15 November 2010
Asuhan Keperawatan Otitis Media Akut
Pengertian
Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Gangguan telinga yang paling sering adalah infeksi eksterna dan media. Sering terjadi pada anak-anak dan juga pada orang dewasa (Soepardi, 1998). Otitis media serosa / efusi adalah keadaan terdapatnya cairan di dalam telinga tengah tanpa adanya tanda dan gejala infeksi aktif. Secara teori, cairan ini sebagai akibat tekanan negative dalam telinga tengah yang disebabkan oleh obstruksi tuba eustachii. Otitis media kronik sendiri adalah kondisi yang berhubungan dengan patologi jaringan irreversible dan biasanya disebabkan oleh episode berulang otitis media akut yang tak tertangani. Sering berhubungan dengan perforasi menetap membrane timpani.
Etiologi
Penyebab utama otitis media akut adalah masuknya bakteri patogenik ke dalam telinga tengah yang normalnya adalah steril. Paling sering terjadi bila terdapat disfungsi tuba eustachii seperti obstruksi yang disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas, inflamasi jaringan disekitarnya (seperti : sinusitis, hipertrofi adenoid) atau reaksi alergik (seperti, rhinitis alergika). Bakteri yang umum ditemukan sebagai organisme penyebab adalah Streptococcus peneumoniae, Hemophylus influenzae, Streptococcus pyogenes, dan Moraxella catarrhalis.
Patofisiologi
Pada gangguan ini biasanya terjadi disfungsi tuba eustachii seperti obstruksi yang diakibatkan oleh infeksi saluran nafas atas, sehingga timbul tekanan negative di telinga tengah. Sebaliknya, terdapat gangguan drainase cairan telinga tengah dan kemungkinan refluks sekresi esophagus ke daerah ini yang secara normal bersifat steril. Cara masuk bakteri pada kebanyakan pasien kemungkinan melalui tuba eustachii akibat kontaminasi secret dalam nasofaring. Bakteri juga dapat masuk telinga tengah bila ada perforasi membrantymphani. Eksudat purulen biasanya ada dalam telinga tengah dan mengakibatkan kehilangan pendengaran konduktif.
[Selengkapnya: Download]
Asuhan Keperawatan Otitis Eksterna
Pengertian
Otitis eksterna adalah Radang telinga akut maupun kronik yang disebab bakteri seringkali timbul bersama penyebab yang lain, seperti jamur, alergi, atau virus (Mansjoer, 2000). Otitis eksterna adalah suatu infeksi pada saluran telinga luar. Infeksi ini bisa menyerang seluruh saluran (otitis eksterna generalisata) atau hanya pada daerah tertentu sebagai bisul (furunkel). Otitis eksterna seringkali disebut sebagai telinga perenang (Swimmer’s ear). ( R. Pray dkk, 1989 ). Otitis eksterna adalah salah satu jenis dari infeksi telinga yang mengenai saluran telinga. Karena saluran telinga gelap dan hangat maka dapat dengan mudah terkena infeksi bakteri atau jamur. Berdasarkan tiga pendapat di atas dapat disimpulkan, Otitis Eksterna adalah radang telinga luar, akut maupun kronik yang disebabkan oleh bakteri bersam-sama dengan penyebab lain, seperti jamur, alergi, atau virus dan sering disebut sebagai telinga perenang (Swimmer’s Ear).
Etiologi
Penyebab umum dari otitis eksterna adalah infeksi bakteri meskipun jamur adalah penyebab yang penting dari 10% kasus; dapat pula dihasilkan dari non ineksi dermatologi. Bacterial Otitis Externa; menyukai semua kulit, saluran telinga luar mempunyai flora normal. Ketika terjadi ggn, flora pathogen berkembang didominasi oleh Pseudomonas aeruginosa dan Stapilococcus aureus. Jamur Otitis Externa;jamur dikenal kira-kira 10% dari kasus otitis externa. Pathogen yang tersebar dan umum adalah Aspergillus dan Candida.
Patofisiologi
Saluran telinga bisa membersihkan dirinya sendiri dengan cara membuang sel-sel kulit yang mati dari gendang telinga melalui saluran telinga. Membersihkan saluran telinga dengan cotton bud (kapas pembersih) bisa mengganggu mekanisme pembersihan ini dan bisa mendorong sel-sel kulit yang mati kearah gendang telinga sehingga kotoran menumpuk disana.
Link: Reading & Download
Asuhan Keperawatan Meniere
Batasan
Penyakit meniere adalah suatu kelainan labirin yang etiologinya belum diketahui, dan mempunyai tiga gejala yang khas, yaitu gangguan pendengaran, tinnitus, dan serangan vertigo. Terutama terjadi pada wanita dewasa. (Mansjoer, 2005). Sementara Hadjar (2000), mengatakan penyakit meniere adalah suatu gangguan pengaturan cairan endolimfe yang secara khas ditandai oleh adanya dilatasi ruangan endolimpatik dari labirintus membranosa. Dan pendapat lain mengatakan, penyakit Meniere adalah suatu penyakit yang ditandai oleh serangan berulang vertigo (perasaan berputar), tuli dan tinnitus (telinga berdenging).
Etiologi
Penyebab penyakit meniere belum diketahui, penambahan volume endolimpa diperkirakan oleh adanya gangguan biokimia cairan endolimpa dan gangguan klinik pada membran labirin. Kemungkinan juga disebabkan oleh pemasukkan cairan dan garam yang berlebihan, bekerja terlalu berat dan pengaruh emosi. (Hadjar, 2000)
===>> Reading Continue and Download <<===
Anatomi Fisiologi Sistem THT dan Wicara
Salah satu aspek kesadaran manusia adalah kemampuan menceritaan kejadian. Percakapan merupakan hasil yang penting dari otak dan merupakan komponen yang esensial bagi kesadaran manusia. Input informasi melalui mata, telinga, indera perabaan (orang buta). Output informasi mll percakapan dan tuli (Despopoulus, 1985).
Kamis, 14 Oktober 2010
Komunkasi Sel
“Dia menciptakan segala sesuatu” (QS Al-Anam, 6:101) dan “mengatur urusan dari langit ke bumi”. (QS As-Sajdah, 32: 5)
“Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah perkataanNya di waktu Ia mengatakan “Jadilah, lalu terjadilah,” dan di tanganNyalah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang gaib dan yang nampak. Dan Dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui” (QS Al-Anam, 6: 73)
Makalah ini akan membahas tentang komunikasi sel. Dengan perkembangan organisme multiseluler, kelompok sel yang berbeda memiliki fungsi yang berbeda dan menjadi penting bagi sel untuk mengkomunikasikan banyak aspek hidupnya. Namun sebelum membahas tentang komunikasi sel, terlebih dahulu akan diuraikan tentang hubungan antar sel, hubungan antara sel dan matriks ekstraseluler. Makalah ini juga akan dilengkapi dengan komunikasi dalam sel hormon sebagai contoh dari komunikasi sel.
HUBUNGAN ANTAR SEL
Cell junctions
Cell junctions merupakan situs hubungan yang menghubungkan banyak sel dalam jaringan dengan sel lainnya dan dengan matriks ekstraseluler. Cell junctions merupakan suatu struktur dalam jaringan organisme multiseluler. Cell junctions dapat diklasifikasikan ke dalam 3 grup fungsional yaitu occluding junctions (menempelkan sel bersama-sama dalam epitel dengan cara mencegah molekul-molekul kecil dari kebocoran satu sisi sel ke sel lainnya), anchoring junctions (melekatkan sel-sel (dan sitoskeleton) ke sel tetangga atau ke matriks ekstraseluler), dan communicating junctions (memerantarai jalan lintasan sinyal-sinyal kimiawi atau elektrik dari satu sel yang sedang berinteraksi ke sel lainnya).
Kamis, 30 September 2010
Pembelajaran Klinik
Sejarah
Cinical : sick bed, clinicos : bed.
Apprenticeship : magang, learns by doing, pd mengikuti aturan institusi, misal jam kerja dan fasilitas yang diperoleh.
Nursing education : doing in order to learn, learning to give quality of nursing care à pendekatan proses dan holistic.
Grey area : mahasiswa bertanggung jawab memberikan nursing intervension
Aktifitas: aktif melakukan tugas-tugas tertentu dan pengalaman langsung peserta didik yang di dapat dari lembaga pendidikan dan laboratorium klinik.
Metode Pembelajaran
Pendahuluan
Beberapa metode pembelajaran yang sering digunakan, antara lain ceramah, tanya jawab, diskusi, kerja kelompok, simulasi, demonstrasi.
Metode Ceramah, adalah penyampaian bahan pelajaran dengan cara verbal . Keuntungannya antara lain; ekonomis, jumlah pendengar, informasi Ilmu pengetahuan, meningkatkan motivasi, pengantar untuk masuk ke metode lain dan bahan yang disampaikan diingat untk jangka waktu pendek.
Media Pengajaran
Pengertian
" Medius " à perantara
Gerlach & elly (1971), manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Association of Education Consortium and Technology (1977), adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan / menyampaikan pesan / info.
Semua bentuk perantara yg dipakai orang penyebar ide, sehingga ide / gagasan itu sampai kepada penerima (Santoso S. Hamijaya).
AECT menyatakan, media adalah segala bentuk yg dipergunakan untuk proses penyaluran informasi.
NEA (National education Association) berpendapat media adlh segala benda yg dimanupulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yg digunakan untuk kegiatan tersebut.
Segala sesuatu yg dpt berfungsi sbg perantara/ sarana/ alat untuk proses komunikasi (proses belajar mengajar).
Jumat, 24 September 2010
Askep Endokrin: Hiperparatiroidisme
Pendahuluan
Terjadi akibat produksi berlebihan hormon paratiroid, ditandai dengan dekalsifikasi tulang dan pembentukan batu ginjal yg mengandung kalsium (Smeltzer, 2002)
Price & Wilson (1995), kadar kalsium lebih dari 10.5 mg/100 ml, akibat produksi berlebihan hormon paratiroid/parathormon. Produksi PTH berlebihan akibat hiperparatiroidisme primer, hiperparatiroidisme tersier (pada uremia kronik, pascadialisa/transplantasi ginjal, bisa juga akibat adenoma jinak kelenjar paratiroid)
Askep Endokrin: Hipertiroidisme
Pendahuluan
Prevalensi merupakan penyakit endokrin kedua setelah DM. Penyakit grave, tiroiditis merupakan penyebab. Pengeluaran hormon tiroid yang banyak akibat stimulasi abnormal k.tiroid oleh imunoglobulin dalam darah. Perbandingan antara wanita : pria = 5:1, puncaknya usia dekade 3-4
Manifestasi Klinis
Gejala khas "Tirotoksikosis" gelisah, mudah terangsang /peka rangsang, iritabel dan terus merasa khawatir, tidak dapat duduk diam, palpitasi, nadi cepat (saat istirahat dan aktivitas)
Selengkapnya DOWNLOAD
Askep Endokrin: Hipoparatiroidisme
Merupakan penyebab paling sering; sekresi hormone paratiroid yang kurang adekuat akibat suplai darah terganggu atau setelah pengangkatan kelenjar paratiroid, tiroid. Penyebab lain atrofi k.paratiroid, namun jarang ditemukan (Semltzer, 2002). Pengangkatan kelenjar paratiroid / gangguan suplai darah. Kadar hormon berkurang akibatnya peningkatan resobsi tulang & kadar kalsium serum turun. Kalsium serum menurun terjadi iritabilitas neuromuskuler. Karena hormone .paratiroid berpengaruh dalam clearance fosfat oleh ginjal, maka kadar fosfat serum meningkat
...selengkapnya & Download disinihttp://www.box.net/shared/jb6oyifl59
Askep Endokrin: Hipotiroidisme
Tipe
Lebih dr 95 % mengalami hipotiroidisme primer/tiroidal yg mengacu kepada disfungsi kelenjar tiroid itu sendiri ( Braverman & Utiger.1991). Hipotiroidisme sentral disebabkan o/ kegagalan k.Hipofisis, hipotalamus, atau keduanya. Hipotiroidisme sekunder / pituitaria jika sepenuhnya disebabkan o/ kelainan Hipofisis
...selengkapnya & File Download
Kamis, 19 Agustus 2010
Pradiabetes Dapat Dideteksi
Tim periset meneliti 6.538 tenaga buruh sipil sekitar lebih dari sepuluh tahun. Pada kurun waktu itu terdapat 505 kasus diabetes tipe dua dalam grup partisipan.
Peneliti mengamati naik-turun kadar glukosa darah dalam tubuh para partisipan. Selain itu, mereka juga memantau bagaimana sel-beta pankreas bekerja, dan bagaimana kensensitifan sensulin berubah dari tahun ke tahun.
Tim menemukan partisipan yang tidak mengembangkan kondisi menuju diabetes, menunjukkan perubahan 'tetap' dalam tubuh. Kondisi konstan itu terjadi meski dalam kurun sepuluh tahun.
Kamis, 05 Agustus 2010
Critical Care Nurses' Values and Behaviors With End-of-life Care: Perceptions and Challenges
By: Zomorodi, Meg RN, CNL, PhD; Lynn, Mary R. PhD
Abstract
Nurses are in a pivotal position to improve care for dying patients and their families by challenging current end-of-life practices in their settings. However, nurses report a lack of preparation in dealing with end-of-life (EOL) care in the intensive care environment. The aims of the study were to explore nurses' definitions of quality EOL care and to identify the personal, environmental, and relational factors that facilitate or inhibit the nurses' ability to provide EOL care to patients and their families. Nine critical care nurses were interviewed about their values and beliefs related to providing quality EOL care. Interviews were audiotaped, transcribed, and analyzed for themes and patterns. Using Bowen's model of value-behavior congruency, several themes were identified and were examples of personal, environmental, and relational factors that facilitate or hinder critical care nurses' ability to provide quality end of life. Nurses used strategies such as "balancing," "trial and error," "coaching the physicians," and "taking a step back" to improve the quality of EOL care provided. The values and behaviors as well as the personal, environmental, and relational factors identified in this study may be useful in determining factors related to providing quality nursing care at the end of life.
Selasa, 27 Juli 2010
Daftar Nilai KMB Stikes Perdhaki
No | NIM | Nilai Akhir |
1 | 300108107 | 96 |
2 | 300108122 | 95 |
3 | 300108129 | 92 |
4 | 300108147 | 91 |
5 | 300108160 | 88 |
6 | 300108163 | 88 |
7 | 300108105 | 85 |
8 | 300108109 | 85 |
9 | 300108166 | 85 |
10 | 300108164 | 83 |
11 | 300108104 | 82 |
12 | 300108126 | 81 |
13 | 300108119 | 80 |
14 | 300108153 | 80 |
15 | 300108120 | 80 |
16 | 300108159 | 78 |
17 | 300108141 | 78 |
18 | 300108167 | 77 |
19 | 300108128 | 77 |
20 | 300108162 | 77 |
21 | 300108135 | 76 |
22 | 300108136 | 76 |
23 | 300108123 | 76 |
24 | 300108158 | 75 |
25 | 300108125 | 74 |
26 | 300108130 | 74 |
27 | 300108132 | 74 |
28 | 300108148 | 74 |
29 | 300108117 | 72 |
30 | 300108161 | 71 |
31 | 300108152 | 69 |
32 | 300108116 | 69 |
33 | 300108137 | 68 |
34 | 300108144 | 67 |
35 | 300108155 | 67 |
36 | 300108134 | 66 |
37 | 300108111 | 66 |
38 | 300108138 | 66 |
39 | 300108150 | 65 |
40 | 300108118 | 65 |
41 | 300108106 | 64 |
42 | 300108127 | 64 |
43 | 300108143 | 64 |
44 | 300108154 | 64 |
45 | 300108146 | 63 |
46 | 300108157 | 63 |
47 | 300108131 | 63 |
48 | 300108142 | 62 |
49 | 300108165 | 59 |
50 | 300108108 | 58 |
51 | 300108112 | 57 |
52 | 300108124 | 57 |
53 | 300108121 | 56 |
54 | 300108145 | 55 |
55 | 300108110 | 54 |
56 | 300108139 | 52 |
57 | 300108149 | 52 |
58 | 300108151 | 51 |
59 | 300108140 | - |
60 | 300108115 | 48 |
61 | 300107100 | 41* |
62 | 300107103 | 75 |
63 | 300107076 | 52 |
64 | 300107086 | 70 |
65 | 300107061 | 49 |
* Tidak ikut UAS
Penguji,
Lukman