My Family

My Family
Palembang, Mei 2013

Selasa, 08 April 2008

Manajemen Ngorok

Oleh: Ns. Lukman, SKep,M.M
 

Mungkin anda pernah mendengar bahwa masa honey moon yang mestinya dilewatkan dengan penuh kenangan, tetapi sebaliknya merupakan awal keretakan dari sebuah perkawinan yang dinantikan, hanya karena kebiasaan menarok handuk sembarangan. Anda mungkin juga pernah membaca bahwa gara-gara kebiasaan memencet pasta gigi sembarangan, sebuah rumah tangga menjadi luluh lantak berkeping-keping, lantaran sang istri punya kebiasaan memencet pasta gigi dari ujung (beraturan). Apakah anda juga pernah mendengar atau membaca, ngorok merupakan awal petaka di kebisingan malam, yang mestinya dilewatkan dengan penuh kasih-sayang ?

Di Amerika Serikat diperkirakan 10 - 30% orang dewasa mendengkur, dari jumlah itu, 5% penduduk AS memiliki kebiasaan mendengkur yang keras saat tidur dan itu menandakan ada masalah kesehatan yang serius. Kebanyakan dari 5% penduduk itu berjenis kelamin pria, berusia lebih dari 40 tahun, dan memiliki berat badan berlebih. (Indomedia.Com, 1997)

American Academy  of Otolaryngology (AAO) dalam Republika (2005), menemukan fakta bahwa 45% pria dewasa tidur mendengkur, lebih banyak pria mendengkur dibanding wanita, dan 25% orang dewasa normal berpotensi ngorok kala terlelap. Penyebabnya antara lain karena overweight (kelebihan berat badan) dan kebiasaan ngorok berbanding lurus dengan pertambahnya usia, sehingga ngorok bisa saja menjadi ukuran kualitas tidur seseorang.

Menurut Indomedia.Com.(1997) yang dikemukakan oleh Prof. Hendarto Hendarmin, Sp.THT mendengkur diderita oleh satu dari lima orang dewasa. Penyebab mendengkur bermacam-macam, bisa karena kelainan anatomi hidung (septum deviasi), adanya sumbatan oleh polip, atau alergi yang membuat selaput lendir membengkak sehingga penderita harus bernapas lewat mulut. Mendengkur bisa juga dialami anak-anak, dan biasanya akibat pembesaran amandel dan adenoid yang ada di belakang hidung.

Profesor Christian Poet, dkk mengatakan bahwa, anak-anak yang tidur mendengkur dipastikan mendapat nilai rendah untuk mata pelajaran seperti Matematika dan Bahasa Inggris dibandingkan anak-anak yang tidak mendengkur. (Indomedia.Com, 2002)
               Ngorok bisa dibedakan atas beberapa jenis, yaitu a) ringan, dengan suara halus dan berlangsung terus-menerus. Ini biasanya terjadi pada fase awal tidur dan umumnya merupakan tanda kelelahan, b) keras, terputus-putus, serta diikuti hentakan napas yang dalam. Dengkuran macam inilah yang patut diwaspadai karena gangguan napas jenis ini berisiko merusak organ-organ vital. Yang patut diwaspadai adalah jenis dengkuran keras sampai-sampai terdengar keluar kamar. Dengkuran ini biasanya terputus beberapa saat, kemudian dilanjutkan dengan napas yang terdengar seperti dihentakkan. Kalau terjadi situasi semacam itu, berarti secara periodik orang tersebut berhenti bernapas. Napas yang terhentak merupakan mekanisme pertahanan tubuh terhadap risiko rendahnya kadar O2/CO2 dalam darah. Keadaan ini menyebabkan kualitas tidur tidak memadai dan sering dikeluhkan penderita sebagai insomnia. (Indomedia.Com.,1997)

Para ahli mengatakan dalam sejumlah kasus, mendengkur bisa jadi faktor predispoisi terjadinya kerusakan otak dan kehilangan sebagian memorinya. Melalui serangkaian penelitian, mereka menemukan bahwa gangguan pernafasan yang diikuti dengan dengkuran bisa merusak sebagian sel-sel otak.(Astaga.Com., 2003)

Tetapi tidak jarang ngorok mengganggu patner tidur, bahkan awal perpisahan dari dua sejoli.  Oleh karena itulah, sangat bijak bila berupaya meminimalisasinya. Berikut ini, lima cara dalam mengatasi atau mengurangi  mendengkur tersebut, yaitu :

1. Mengubah posisi tidur

Mendengkur biasanya muncul dari suara getar karena otot belakang tenggorokan saling bersentuhan dengan langit-langit, tekak, lidah, atau tonsil. Dengkuran semakin menggema saat posisi tidur terlentang. Itu karena posisi terlentang membuat lidah tertarik ke belakang  dan aliran udara menyempit.

Oleh karena itulah ngorok terjadi saat tidur terlentang. Maka mengubah posisi tidur terlentang dengan posisi miring, merupakan cara jitu menghindari dengkur.

2. Pertahankan berat ideal

Ngorok sering ditemukan pada orang yang memiliki berat badan (BB) berlebihan. Sehingga upaya yang paling tepat adalah dengan mempertahankan BB. Bagaimana bila terlanjur berbadan besar, menurunkan berat tubuh menjadi sebuah keharusan.

Sedikitnya kurangi 10 % BB untuk mengurangi atau menghilangkan dengkur. Sebab jaringan leher orang yang kelebihan BB, biasanya tebal. Itu yang memungkinkan munculnya resiko mendengkur pada orang yang kelebihan BB.

3. Hindari alkohol dan konsumsi obat penenang

Apapun jenis obat penenang seperti pil tidur atau alkohol dosis rendah dapat menyebabkan ngorok. Bukan karena alkohol dan obat penenang mampu membuat tidur lelap, tapi karena alkohol dan obat penenag cenderung akan menekan pusat pernapasan, sehingga menimbulkan dengkuran.

4. Hirup uap air sebelum tidur

Cara yang lain untuk mengatasi ngorok adalah menghirup dalam-dalam uap air melalui hidung sebelum tidur, sehingga hidung terasa longgar. Hal tersebut diakibatkan oleh tersumbatnya hidung yang menyebabkan dengkuran. Selain dengan menghirup uap air, dapat juga dihindari dengan meletakkan handuk basah air hangat untuk menghilangkan lendir penyebab hidung tersumbat.

5. Gunakan obat nasal

Penelitian membuktikan bahwa obat nasal semprot dapat mengusir penyumbatan pada hidung, sehingga membuat lubang hidung terbuka lebar. Dengan demikian Anda dapat terhindar dari risiko ngorok.

 

Sumber Bacaan

Republika. (2005). Cara menghindari ngorok  (tanggal 12 Juli 2005). Jakarta

Indomedia. Com. (1997). Tidur mendengkur bisa ditanggulangi.

http://www.indomedia.com/intisari/1997/oktober/dengkur.htm. Akses 19 Juli 2005

Indomedia.Com. (2002).Mendengkur akibatkan anak bodoh. http://www. Indomedia.com/sripo/2002/10/11/1110gay3.htm. Akses 19 Juli 2005

Astaga.Com.(2003) Mendengkur dan kerusakan otak.http://www.astaga.com/hidup-gaya/index.php?cat=163&id=72736,

Tidak ada komentar: