My Family

My Family
Palembang, Mei 2013

Jumat, 26 Maret 2010

12 Juta Warga di Atas Usia 35 Tahun Berpotensi Terkena Stroke


Sumber: Republika, Kamis, 18 Maret 2010

Anda memasuki usia 35? Hati-hati lho terpapar serangan stroke. Soalnya? Para ahli epidemiologi meramalkan saat ini dan di masa akan datang sekitar 12 juta penduduk Indonesia usia di atas 35 tahun mempunyai potensi terkena serangan stroke.

Menurut Prof Dr Samekto Wibowo, ahli syaraf dan stroke dari RS Dr Sardjito, angka kejadian stroke di Indonesia saat ini meningkat secara drastis seiring penambahan usia.''Sejak usia 35 tahun, setiap penambahan usia 10 tahun maka risiko terkena serangan stroke meningkat dua kali lipat,'' kata Prof Samekto, Kamis(18/3).

Ia berbicara berkaitan dengan diselenggarakannya Pekan Ilmiah Nasional (PIN) Pokdi Stroke, Neurosonology, Neuroimaging dan Neurointervention yang diselenggarakan di Sheraton Hotel, Yogyakarta, 18-21 Maret ini. Bersama dengan pekan ilmiah ini juga digelar pertemuan Indonesian Neurological Association dan pertemuan ASEAN Stroke Advisory Panel tahun 2010 ini. Acara diikuti sekitar 800 peserta dari seluruh Indonesia, dan juga menghadirkan 12 ahli syaraf dan stroke dari luar negeri.

Prof Samekto menjelaskan, stroke yang terjadi 80 persen akibat pecahnya penyumbatan pembuluh darah otak (onklusi/istemik), 15 persen disebabkan karena perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah (hemoragik), dan selebihnya oleh penyebab lain.Ia mengatakan hipertensi (tingginya tekanan darah) menjadi faktor risiko utama yang tidak terkendali di Indonesia dalam serangan stroke, sampai 95 persen pada kejadian stroke.

Ahli syaraf dan stroke dari RS Dr Sardjito, dr Ismail Setyopranoto SpS(K) mengatakan, stroke ini sebenarnya merupakan serangan pada otak yang timbul mendadak, dimana selanjutnya terjadi gangguan fungsi otak sebagian atau seluruhnya.Katanya, penyebabnya bisa kaena terganggunya aliran darah ke otak, misalnya oleh karena penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah, sehingga sel-sel otak menjadi kekurangan oksigen dan makanan. Kondisi ini lalu menyebabkan kematian sel-sel otak dalam waktu relatif singkat.

Serangan stroke ini, kata dia, bisa dikarenakan karena pasien tersebut telah mempunyai penyakit hipertensi, bisa berhubungan dengan diabetes dan tingginya kadar kolestrol di dalam darah serta kegemukan. Kejadian penyakit akan menjadi lebih tinggi lagi dihubungkan dengan kebiasaan buruk pada seseorang seperti merokok dan kurang berolahraga.

Ia mengatakan kerusakan akibat stroke bisa dikurangi bila pasien secepatnya ditangani oleh rumah sakit yang mempunyai peralatan untuk menangangi stroke, yakni maksimal tiga jam setelah gejala-gejala timbulnya stroke muncul.

Gejala-gejala itu, katanya, adalah tiba-tiba terjadi kelemahan pada separuh anggota gerak, kesemutan tiba-tiba pada separuh anggota gerak, penurunan kesadaran (ngantuk sampai koma), tidak bisa bicara tiba-tiba, berbicara pelo, tiba-tiba kehilangan pandangan, ganggunan yang berhubungan dengan daya ingat seperti bingung lupa telah melakukan sesuatu, dan dizziness (sensasi berputar-putar pada bagian kepala). ''Kalau terserang gejala seperti itu, tak usah rapat dulu, langsung dibawa ke rumah sakit yang mempunyai peralatan penanganan serangan stroke,'' kata dr Ismail.

Ia mengatakan secepatnya pasien dengan gejala seperti itu ditangani maka strokenya akan lebih baik bisa diatasi. Setelah ditangani, kata dia, pasien yang pernah terkena serangan stroke harus melakukan fisioterapi, dan harus tetap beraktivitas secara wajar.
''Jangan malah disuruh diam saja,'' kata dr Ismail.

Tidak ada komentar: